Laporan Praktikum Kimia | Pembuatan Es Krim Putar Sebagai Contoh Sifat Koloid | SMAN 7 Tambun Selatan

 I. Tujuan

     Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan es krim putar sebagai contoh koloid.

II. Landasan Teori

     Koloid merupakan sebuah sistem dispersi yang terdiri atas dua fase zat (heterogen). Baik dalam fase terdispersi maupun medium pendispersinya dapat berwujud padat, cair, dan gas. Dari ketiga zat tersebut, koloid hanya membentuk 8 kombinasi campuran zat. Hal itu disebabkan campuran antara fase terdispersi gas dan medium pendispersi gas selalu menghasilkan campuran homogen akibat diameter partikel molekul yang berukuran 10^-7 dan jarak antar partikel yang renggang sehingga semua partikel gas dapat bercampur secara homogen dalam berbagai perbandingan.

[Buku Intan Pariwara, Halaman 92-93]

   Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar), contohnya lem, kanji, santan, dan jeli. Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kolla” dan “oid”. Kolla berarti lem sedangkan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya, sebab sistem koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem. Untuk memahami sistem koloid, kita dapat membandingkan tiga jenis campuran yaitu campuran kopi dalam air, campuran garam dalam air dan campuran susu dalam air.

     Koloid adalah campuran heterogen dan merupakan sistem dua fase. Dua fase ini meliputi zat terlarut sebagai partikel koloid atau yang sering dikenal dengan fase terdispersi serta zat yang merupakan fase kontinu dimana partikel koloid terdispersi yang disebut medium pendispersi. Ukuran partikel koloid berkisar antara 10-7 – 1—5 (1-100 nm). Ukuran inilah yang membedakan koloid dengan larutan dan suspensi.

[Buku Kimia Yudhistira Kelas XI, halaman 60]

    Koloid adalah suatu sistem penyebaran secara merata zat terdispersi kedalam medium terdispersinya, atau bisa dikatakan sebagai zat yang meratakan dua fase antara zat pelarut dan zat terlarut. Larutan koloid secara makroskopik bersifat homogen (satu fase), tetapi dalam sistem dispersinya koloid bersifat heterogen (dua fase). Pada umumnya, fase terdispersi memiliki jumlah molekul yang lebih kecil dibandingkan fase pendispersinya.

[Buku Paket Kimia Kelas XI, halaman 221]

   Dispersi juga memiliki keterkaitan dengan koloid yang menjadi dispersi koloid. Artinya dispersi koloid merupakan sistem heterogen dimana satu zat terlarut (fase terdispersi) sebagai partikel yang sangat halus pada substansi lain (medium pendispersi). Jika kita melihat ke dalam larutan, maka kita akan mengetahui terdapat dua komponen, yaitu pelarut dan zat terlarut. Sementara itu dalam sistem koloid, komponen penyusunnya adalah medium pendispersi dan fase terdispersi. Medium pendispersi adalah komponen dalam jumlah besar dan fase terdispersi merupakan komponen dalam jumlah kecil. Berdasarkan sifat interaksi antara fase terdispersi dan medium pendispersi, koloid diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu koloid liofil dan koloid liofob.

[Buku Erlangga Kimia Kelas XI, halaman 80]

III.  Alat dan Bahan

Alat :

  1. Kaleng
  2. Baskom
  3. Sendok
  4. Mangkuk

Bahan :

  1. Pop Ice Mangga
  2. Es Batu
  3. Garam Kasar
  4. Susu Kental Manis
  5. Air Mineral

VI. Prosedur Pembuatan

  1. Siapkan alat dan bahan.
  2. Siapkan es batu, kaleng, dan baskom.
  3. Letakkan kaleng ditengah baskom.
  4. Hancurkan es batu, lalu masukkan kepinggir kaleng yang sudah ditaruh tadi.
  5. Tutup kaleng, dan taburkan garam kasar secara merata diatas es batu.
  6. Masukkan satu sachet pop ice mangga kedalam kaleng dan air mineral, aduk hingga merata.
  7. Masukan susu kental manis kedalam larutan air dan pop ice mangga, aduk kembali hingga tercampur merata.
  8. Atur timer selama 30 menit. lalu putar kalengnya secara satu arah.
  9. Setelah diputar selama 30 menit, es putar pun sudah jadi dan siap dihidangkan.

V. Hasil Pengamatan

NO

MENU

WAKTU

1.

ES KRIM PUTAR | POP ICE RASA MANGGA

7 MENIT

2.

ES KRIM PUTAR | POP ICE RASA MANGGA

30 MENIT

VI. Hasil Pembahasan

   Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, percobaan pertama memutar kaleng selama 7 menit, lalu tutup kaleng dibuka untuk melihat hasilnya dan ternyata larutan pop ice belum membeku. Pada percobaan ke-dua di tutup kembali dan diputar selama 30 menit, setelah 30 menit kaleng dibuka untuk melihat hasil larutannya, dan ternyata larutan pop ice sudah mengeras atau membeku.

VII. Kesimpulan

  Berdasarkan praktikum percobaan pembuatan es krim putar sebagai contoh sifat koloid dapat disimpulkan bahwa :

  1. Garam dapat menurunkan titik beku air karena adanya sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku.
  2. Sifat Koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Sifat koligatif larutan mencakup penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
  3. Jika kita menaburkan garam kasar ke campuran es dan air, kita mendapatkan hal berbeda. Air lelehan es dengan segera dapat melarutkan garam kasar yang kita taburkan. Dengan demikian kristal es akan terkurung di larutan garam dan suhu es tersebut akan menurun hingga titik beku air garam.

VIII. Daftar Pustaka

Triwulandari, Erna, Dwita Pawestri Prabandari, Hendra Heryanto. Banguntapan : Intan Pariwara, 2021.         Erna, "Buku Interaktif Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2" Yogyakarta 2016

Unggul, Sudarmo. Bandung : Yudhistira, 2018. "Buku Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2"                Bandung 2019

Sutresna, Nana, Dindin Sholehudin, Tati Herlina. Bandung : Grafindo Media Pratama, 2016. 

        Dindin, "Buku Aktif dan Kreatif Belajar Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester 2" Bandung                2017.

Tiara, Jajang, Purwanti Lestari, Marni Kinan. Jakarta : Erlangga, 2018. "Buku Kimia untuk SMA/MA             Kelas XI Semester 2" Jakata 2019

IX. Lampiran

FOTO BERSAMA


VIDEO YOUTUBE

Komentar